Minggu, 02 Desember 2012

ISD BAB 3 : Individu, keluarga, dan masyarakat

1. PERTUMBUHAN INDIVIDU
A. Pengetian Individu
“Individu” berasal dari katalatin, “individuum” artinya “yang tak terbagi”. Individu bukan berarti manusia sebagai suatu keseluruhan yang tak dapat dibagi, melainkan sebagai kesatuan yang tak terbatas, yaitu sebagai manusia perseorangan. Dengan demikian sering digunakan sebutan “orang-seorang” atau “manusia perseorangan”.
Individu adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan khas di dalam lingkungan sosialnya, melainkan juga mempunyai kepribadian serta pola tingkah laku spesifik dirinya. Individu mempunyai 3 aspek melekat pada dirinya, yaitu aspek organik jasmaniah, aspek psikis-rohaniah, dan aspek-sosial kebersamaan. Ketiga aspek tersebut saling mempengaruhi, kegoncangan pada satu aspek akan membawa akibat pada aspek lainnya.
Individu dalam bertingkah laku menurut pola pribadinya ada tiga kemungkinan: menyimpang dari norma kolektif kehilangan individualitas atau takluk terhadap kolektif, dan mempengaruhi masyarakat seperti adanya Read more
tokoh pahlawan atau pengacau. Mencari titik optimum antara dua pola tingkah laku (sebagai individu dan sebagai anggota masyarakat) dalam situasi yang senantiasa, memberi konotasi “matang” atau “dewasa” dalam konteks sosial. Sebelum “baik” atau “tidak baik” pengaruh individu terhadap masyarakat adalah relatif.
B. Pengertian Pertumbuhan
Pertumbuhan adalah proses sosialisasi yaitu proses perubahan dari sifat mula-mula yang asosial atau juga sosial kemudian tahap demi tahap disosialisasikan.
C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan
a) Pendirian Nativistik
Yang mengatakan bahwa pertumbuhan individu itu semata-mata ditentukan oleh faktor-faktor yang dibawa sejak lahir.
b) Pendirian Empiristik dan Environmentalistik
Yang mengatakan bahwa pertumbuhan individu semata-mata tergantung pada lingkungan sedang dasar tidak berperanan, dan lebih jauh menekankan pada lingkungan dan konsekuensinya hanya lingkunganlah yang banyak dibicarakan (adaptasi terhadap lingkungan).
c) Pendirian Konvergensi dan Interaksionisme
Konsepsi konvergensi ialah konsepsi interaksionisme yang berpandangan dinamis yang menyatakan bahwa interaksi antara dasar dan lingkungan dapat menentukan pertumbuhan individu. Nampak berbeda dengan konsepsi konvergensi yang berpandangan oleh dasar (bakat) dan lingkungan.
d) Tahap Pertumbuhan Individu Berdasarkan Psikologi
Melalui beberapa fase, yaitu:
1) Masa vital (0,0 sampai kira-kira 2,0 tahun)
Masa dimana individu menggunakan fungsi biologis untuk menemukan berbagai hal di dalam dunianya.
2) Masa estetik (kira-kira 2,0 sampai kira-kira 7,0 tahun)
Masa dimana mempertumbuhkan rasa keindahan yang berati masa pertumbuhan anak yang terutama adalah fungsi pancaindera.
3) Masa Intelektual (kira-kira 7,0 sampai kira-kira 13,0 atau 14,0 tahun)
Merupakan masa keserasian bersekolah. Dimana ciri-ciri anak pada masa ini adalah:
- Adanya korelasi positif yang tinggi antara keadaan jasmani dengan prestasi sekolah.
- Sikap tunduk kepada peraturan-peraturan, permainan yang tradisional.
- Adanya kecenderungan memuji diri sendiri.
- Kalau tidak dapat menyelesaikan sesuatu soal maka soal itu dianggap tidak penting.
- Senang membandingkan-bandingkan dirinya dengan anak lain, bila hal itu menguntungkan, dalam hubungan ini ada kecenderungan untuk meremehkan anak lain.
- Adanya minat kepada kehidupan praktis sehari-hari yang konkrit.
- Amat realistik, ingin tahu, ingin belajar.
- Gemar membentuk kelompok sebaya.
Masa keserasian bersekolah diakhiri dengan suatu masa pueral, sifat-sifat anak pada masa pueral diringkas kedalam dua hal, yaitu:
- Ditujukan untuk berkuasa
- Tingkah laku ekstrovers yaitu perbuatan yang berorientasi ke luar dirinya.
4) Masa Sosial (kira-kira umur 13,0 atau 14,0 sampai kira-kira 20,0 atau 21,0 tahun)
Masa yang banyak menarik perhatian masyarakat karna mempunyai sifat-sifat khas dan yang menentukan dalam kehidupan individu dalam masyarakatnya.
- Masa Pra Remaja adalah masa yang mengikuti masa pueral yang berlangsung secara singkat, yang ditandai dengan sifat-sifat negatif sehingga disebut juga masa negatif.
- Masa Remaja adalah masa untuk pertama kalinya remaja sadar akan kesepian yang tidak pernah dialaminya pada masa-masa sebelumnya.
- Masa Usia Mahasiswa adalh masa dimana usia sekitar 18,0-30,0 tahun.
“Manusia merupakan makhluk individual tidak hanya dalam arti makhluk keseluruhan jiwa raga, melainkan juga dalam arti bahwa tiap-tiap itu merupakan pribadi yang khas, menurut corak kepribadiannya, termasuk kecakapannya sendiri.”
Johnson mengatakan “ …..person are what they are always in social context. ……. the solitary person is unreal, abstract artificial, abnormal …..”
2. FUNGSI-FUNGSI KELUARGA
A. Pengertian Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga adalah suatu pekerjaan-pekerjaan atau tugas-tugas yang harus dilaksanakan di dalam atau oleh keluarga itu.
B. Macam-Macam Fungsi Keluarga
a) Fungsi Biologis
b) Fungsi Pemeliharaan :
- Gangguan udara dengan berusaha menyediakan rumah
- Gangguan penyakit dengan berusaha menyediakan obat-obatan
- Gangguan bahaya dengan berusaha menyediakan senjata, pagar tembok dan lain-lain.
c) Fungsi Ekonomi, denan menyediakan:
- Kebutuhan makan dan minum
- Kebutuhan pakaian untuk menutup tubuhnya
- Kebutuhan tempat tinggal
d) Fungsi Keagamaan
e) Fungsi Sosial
3. INDIVIDU, KELUARGA, DAN MASYARAKAT
A. Pengertian Individu
“Individu” berasal dari katalatin, “individuum” artinya “yang tak terbagi”. Kata individu merupakan sebutan yang dapat untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan terbatas. Kata Individu bukan berarti manusia sebagai suatu keseluruhan yang tak dapat dibagi, melainkan sebagai kesatuan yang tak terbatas, yaitu sebagai manusia perseorangan, demikian pendapat Dr. A. Lysen.
B. Pengertian Keluarga
Durheim berpendapat bahwa keluarga adalah lembaga sosial sebagai hasil faktor-faktor politik, ekonomi, dan lingkungan.
C. Pengertian Masyarakat
Masyarakat adalah suatu kelompok manusia yang telah memiliki tatanan kehidupan, norma-norma, adat istiadat yang sama-sama ditaati dalam lingkungannya.
Golongan masyarakat:
a) Masyarakat sederhana (primitif), dimana pembagian kerja cenderung dibedakan berdasarkan jenis kelamin.
b) Masyarakat maju , memiliki aneka ragam kelompok sosial, atau lebih akrab dengan sebutan kelompok organisasi kemasyarakatan yang tumbuh dan berkembang berdasarkan kebutuhan serta tujuan tertentu yang akan dicapai.
Masyarakat maju dapat dibedakan sebagai kelompok masyarakat non industri dan masyarakat industri.
4. HUBUNGAN ANTARA INDIVIDU, KELUARGA DAN MASYARAKAT
A. Makna Individu
Para ahli psikologi modern menegaskan bahwa manusia itu merupakan suatu kesatuan jiwa raga yang kegiatannya sebagai keseluruhan, sebagai kesatuan.
Fallport merumuskan kepribadian manusia sebagai makhluk individu adalah sebagai berikut: kepribadian adalah organisasi dinamis daripada sistem-sistem psycho-physik dalam individu yang turut menentukan cara-caranya yang unik (khas) dalam menyesuaikan dirinya dengan lingkungan (W.A. Gerungan, 1980 : 28).
Menurut Sigmund Freud, superego pribadi manusia sudah mulai terbentuk pada saat manusia berumur 5-6 tahun (W.A. Gerungan, 1980 : 29).
B. Makna Keluarga
Keluarga merupakan kelompok primer yang paling penting di dalam masyarakat. Jadi keluarga dalam bentuk yang murni merupakan satu kesatuan sosial yang mempunyai sifat-sifat tertentu yang sama, dimana saja dalam satuan masyarakat manusia.
5 macam sifat terpenting:
a) Hubungan Suami-istri
b) Bentuk perkawinan diman suami-istri itu diadakan dan dipelihara.
c) Susunan nama-nama dan istilah-istilah termasuk cara menghitung keturunan.
d) Milik atau harga benda keluarga.
e) Pada umumnya keluarga itu tempat bersama/rumah bersama.
C. Makna Masyarakat
Menurut R. Linton, masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang telah cukup lama hidup dan bekerja sama sehingga, sehingga mereka itu dapat mengorganisasikan dirinya dan berfikir tentang dirinya sebagai satu kesatuan sosial dengan batas-batas tertentu.
Masyarakat harus mempunyai syarat-syarat sebagai berikut:
a) Harus ada pengumpulan manusia, dan harus banyak, bukan pengumpulan binatang.
b) Telah bertempat tinggal dalam waktu yang lama dalam suatu daerah tertentu.
c) Adanya aturan- aturan atau undang-undang yang mengatur mereka untuk menuju kepada kepentingan dan tujuan bersama.
Kurang lebih 81,2 % dari wilayah Indonesia bertempat tinggal di desa. Desa adalah suatu hasil perpaduan antara kegiatan sekelompok manusia dengan lingkungannya. Unsur-unsur desa:
a) Daerah
b) Penduduk, adalah hal yang meliputi jumlah pertambahan, kepadatan, persebaran dan mata pencaharian penduduk setempat.
c) Tata kehidupan, dalam hal ini pola pergaulan dan ikatan-ikatan pergaulan warga desa. Jdi, menyangkut seluk beluk kehidupan masyarakat desa (rural society).
Faktor lingkungan geografis memberi pengaruh juga terhadap kegotongroyongan masyarakat desa:
a) Faktor topografi setempat yang memberikan suatu ajang hidup dan suatu bentuk adaptasi kepada penduduk.
b) Faktor iklim yang dapat memberikan pengaruh positif maupun negatif terhadap penduduk terutama petani-petaninya.
c) Faktor bencana alam seperti letusan gunung berapi, gempa bumi, banjir dan sebagainya yang harus dihadapi dan dialami bersama.
Jadi, persamaan nasib dan pengalaman menimbulkanhubungan sosial yang lebih akrab. Fungsi desa:
a) Sebagai suatu daerah pemberian bahan makanan pokok ke kota.
b) Sebagai lumbang bahan mentah dan tenaga kerja yang tidak kecil artinya, jika dilihat dari sudut potensi ekonomi.
c) Dari segi kegiatan kerja, berfungsi sebagai desa agraris, manufaktur, industri, dan desa nelayan.
Masyarakat pedesaan di Indonesia pada umumnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a) Homogenitas Sosial, adalah terdiri dari satu atau beberapa kekerabatan saja, sehingga pola hidup tingkah laku maupun kebudayaan sama/homogen.
b) Hubungan Primer, dimana hubungan kekeluargaan dilakukan secara musyawarah.
c) Kontrol Sosial yang Ketat, dimana hubungan pada masyarakat pedesaan sangat intim dan diutamakan, sehingga setiap anggota masyarakatnya saling mengetahui masalahyang dihadapi anggota lainnya.
d) Gotong Royong, dimana semua masalah kehidupan dilaksanakan secara gotong royong, baik dalam arti gotong royong murni maupun gotong royong timbal balik.
e) Ikatan Sosial, dimana setiap anggota masyarakat desa diikat dengan nilai-nilai adat dan kebudayaan secara ketat.
f) Magis Religius, dimana kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa bagi masyarakat desa sangat mendalam.
g) Pola Kehidupan, dimana masyarakat desa bermata pencaharian di bidang agraris, baik pertanian, perkebunan, perikanan, dan peternakan.
5. URBANISASI DAN URBANISME
Urbanisasi adalah suatu proses berpindahnya penduduk dari desa ke kota atau dapat pula dikatakan bahwa urbanisasi merupakan proses terjadinya masyarakat perkotaan. Proses urbanisasi dapat terjadi dengan lambat maupun cepat, hal mana tergantung daripada keadaan masyarakat yang bersangkutan. Proses tersebut terjadi dengan menyangkut dua aspek, yaitu:
a) Perubahannya masyarakat desa menjadi masyarakat kota
b) Bertambahnya penduduk kota yang disebabkan oleh mengalirnya penduduk yang berasal dari desa-desa (pada umumnya disebabkan karena penduduk desa merasa tertarik oleh keadaan di kota).
Sehubungan dengan prose tersebut di atas, maka ada beberapa sebab yang mengakibatkan suatu daerah tempat tinggal mempunyai penduduk yang baik. Artinya adalah, sebab suatu daerah mempunyai daya tarik sedemikian rupa, sehingga orang-orang pendatang semakin banyak. Secara umum dapat dikatakan bahwa sebab-sebabnya adalah sebagai berikut:
1) Daerah yang termasuk menjadi pusat pemerintahan atau menjadi ibukota
2) Tempat tersebut letaknya sangat strategis sekali untuk usaha-usaha perdagangan/ perniagaan, seperti misalnya sebuah kota pelabuhan atau sebuah kota yang letaknya dekat pada sumber-sumber bahan-bahan mentah.
3) Timbulnya industri di daerah itu, yang memproduksikan barang-barang maupun jasa-jasa.

0 komentar:

Posting Komentar